Dinilai Lecehkan Diri Sendiri

Dinilai Lecehkan Diri Sendiri

JOGJA – Kemelut terkait Paku Alam IX kembar bukan hanya terjadi di dalam Pura Pakualaman. Keberadaan PA IX antara figur KPH Ambarkusumo yang naik takhta 26 Mei 1999 dengan KPH Anglingkusumo yang dikukuhkan PA IX Masyarakat Adat Sabang-Merauke 15 April 2012 mendapat perhatian masyarakat.
Kemarin (2/5) Forum Komununikasi Masyarakat Adat (Forkoma) DIJ mendatangi Pura Pakualaman. Mereka menemui para pangeran dan sentana untuk menyatakan dukungannya kepada PA IX Ambarkusumo.
Dalam pertemuan tersebut, Forkoma memberikan pernyataan sikap yang ditandatangani 18 tokoh di DIJ. “Kami selaku Forkoma DIJ tidak mengakui keberadaan dan tindakan makar yang inkonstitusional (pengukuhan Angling sebagai PA IX oleh Masyarakat Adat Sabang-Merauke). Hal tersebut juga merupakan tidakan pembohongan publik,” kata Totok Sudarwoto, juru bicara Forkoma DIJ yang juga ketua Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia (LKNI).
Lebih lanjut Totok menilai pengukuhan Angling itu telah meresahkan masyarakat DIJ. Bahkan, ujar dia, langkah itu mempunyai kemungkinan untuk memecah belah persatuan NKRI.
“Kami pun mengimbau masyarakat adat di Indonesia selalu berpegang teguh pada tatanan dan mekanisme yang berlaku di tiap masyarakat agar tidak terjadi perpecahan,” katanya.
Menurutnya, Forkoma DIJ baru memberikan penyataan sikap dua minggu setelah pelantikan Angling karena mengetahui persis mekanisme yang berlaku. “Kami tidak grusa-grusu. Lalu setelah melihat apa yang dilakukan Masyarakat Sabang-Merauke meresahkan, kami pun bertindak,” lanjut dia.
Kordinator Gerakan Anti Makar (GAM) Muchamad Suhud menyatakan Angling sudah melecehkan dirinya sendiri sebagai seorang pangeran. “Angling itu bodoh, kok mau dilantik sebagai adipati hanya dengan dikalungi bunga yang harganya hanya Rp 5 ribu. Harusnya dia tahu tata cara (suksesi) unggah ungguh. Dia melecehkan dirinya sendiri,” ujar dia dalam kesempatan yang sama.
Suhud menyatakan, saat ini keputusan ada di tangan Pakualaman. Menurut dia, hal yang paling penting adalah sikap dan sanksi bagi Angling yang dinilai sudah melakukan tindakan makar. “Sekali lagi, kami masyarakat tidak ikut campur. Suksesi adalah urusah Pakualaman. Tapi kami, masyarakat, tidak rela adat istiadat di otak-atik karena Keraton (Jogja) dan Pakualaman merupakan salah satu ikon keistimewaan Jogja,” jelas dia.
Adik PA IX yang kini bertakhta, KPH Tjondrokusumo, menyatakan rasa terima kasih atas kepedulian Forkoma atas kemelut yang terjadi di Pakualaman. Menurutnya, sudah 13 tahun pihaknya menganggap tidak ada permasalahan. “Tapi mengapa ketika sesudah ada RUUK, gejolak masyarakat diobok-obok,” sambung dia.
Meski begitu, Tjondro menginginkan agar masyarakat tidak emosional. Adapun permasalahan yang ada di Pakualaman akan diselesaikan berdasarkan peraturan dan paugeran yang berlaku.
Koordinator Trah Hudyana KPH Kusumo Parastho menyatakan, Angling sudah memainkan masyarakat. Dengan adanya masyarakat adat yang melantik Angling maka masyarakat lainnya bereaksi. “Masalahnya, Angling menggunakan masyarakat sehingga masyarakat lain tergugah. Kita lihat saja, mana yang sebenarnya masyarakat adat. Yang datang ke sini (Pakualaman) atau yang di pinggir-pinggir kali sana,” tuturnya.
Menurut Parastho, pada minggu ini Pakualaman akan memberikan surat peringatan (SP) kedua kepada Angling. “Apa isinya, itu masih rahasia,” ujar dia.
Kata dia, belum ada tanggapan dari Angling atas SP pertama yang sudah dilayangkan. “Tidak perlu ada surat balasan. Kami lihat dari aksi-aksi dia pasca-SP itu. Pelantikan di Gunungkidul (rencananya berlangsung hari ini) kami anggap sebagai reaksi pada SP pertama,” lanjutnya.
Sanksi yang diberikan kepada Angling bisa sampai pada pencopotan gelar pangeran. Tapi, katanya, Pakualaman belum berpikiran sampai ke arah itu.
Suhud mengaku tidak takut dengan laporan Angling ke Polda DIJ atas tindakan GAM  melakukan penyegelan rumahnya. “Kami hanya menyegel di sekitar cepuri yang masih masuk areal Pakualaman. Kami juga hanya menempel poster,” ujarnya.
Terkait rencana pengukuhan Angling di Gunungkidul hari ini, Suhud mengaku sudah mengirimkan anggota GAM. Mereka dikirim untuk mencegah pendukung Angling masuk ke tempat pengukuhan. http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/24841-dinilai-lecehkan-diri-sendiri.html